Memahami Investasi P2P Lending! Ini Untung Rugi Dan Cara Kerjanya
Memahami Investasi P2P Lending! Ini Untung Rugi Dan Cara Kerjanya. Saat ini perusahan fintech peer to peer landing (P2P) sudah menjamur di kalangan masyakarat. Selain menghadirkan kemudahan bagi para peminjam pinjaman online, fintech lending pun menyediakan wadah investasi untuk para investor yang menjanjikan keuntungan besar.
P2P Lending melakukan interaksi langsung antara dua orang dengan kemampuan yang sama dalam satu waktu. Dan P2P Lending adalah suatu sistem (platform) yang mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dengan peminjam (borrower) secara online.
Di dalam sistem P2P lending, setiap peminjam akan di kenakan bunga setiap bulannya. Artinya ketika tanggal jatuh tempo untuk melakukan pembayaran tiba, maka peminjam di haruskan membayar sejumlah pinjaman pokok beserta bunganya.
Di sinilah para investor atau lender akan mendapatkan keuntungan setiap bulan atau tahun, tergantung kesepakatan sebelumnya dari hasil investasi di P2P lending tersebut.
Dan di dalam P2P Lending siapapun dapat menjadi investor, jadi siapapun boleh berinvestasi jika memang mau. Namun sebelum menjadi investor di P2P lending ada baiknya pahami terlebih dahulu untung dan rugi serta bagaimana cara kerjanya.
Baca Juga: Investasi Online Cara Menghasilkan Uang Sambil Rebahan
Hal ini bertujuan agar kita tidak salah dalam memilih platform dan menempatkan dana investasi kita, yang tentu dapat menyebabkan kerugian.
Ini Cara Kerja Untuk Memahami Investasi P2P Lending Serta Untung Ruginya Bagi Para Lender
1. Menjanjikan Keuntungan Besar
Dalam Investasi P2P lending para lender akan di berikan keuntungan atau imbalan yang tinggi. Bisa di bilang akan jauh dari inflasi dan lebih besar dari tingkat bunga deposito. Sehingga uang yang di investasikan dalam P2P Lending akan berpotensi bertumbuh besar.
Keuntungan yang di berikan dari masing-masing perusahan fintech peer to peer landing akan beragam. Namun rata-rata kita akan memperoleh keuntungan sekitar 18 persen per tahunnya. Dan biasanya pendapatan yang akan kita terima dalam bentuk tunai yang sudah di hitung berdasarkan presentase bunga yang telah di sepakati sebelumnya.
Kita bisa lakukan pendana di fintech P2P lending dalam jangka menengah dan panjang, sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal.
2. Memahami Investasi P2P Lending, Memiliki Risiko Yang Tinggi
Dalam investasi yang memberikan keuntungan besar tentu akan sepadan dengan risiko yang ada. Seperti salah satunya dalam investasi di P2P lending tingkat keuntungan yang besar dengan risiko yang lumayan. Berikut risiko yang perlu di ketahui:
– Peminjam Bisa Telat Bahkan Gagal Bayar
Kita tahu bahwa risiko yang selalu akan di dapatkan pemberi pinjaman adalah si peminjam tidak selalu lancar dalam membayar atau melakukan cicilan hutangnya. Dan yang terjadi potensi tekat atau pun gagal bayar pasti terjadi. Apalagi di masa pandemi saat ini.
Maka dari itu hal ini perlu kita perhatikan jika kita ingin menjadi investor dari P2P Lending. Meskipun memang ada kompenasasi yang akan di dapatkan dari pembayaran denda dari si peminjam. Risiko tersebut akan di tanggung oleh investor walaupun memang ada jaminan pengembalian dana dari perusahaan fintech lending. Hanya saja tetap tidak sampai 100 dana kita akan kembali.
– Terjadi Bangkrut Ataupun Uang Dibawa Kabur
Risiko lainnya yang dapat terjadi adalah adanya penyalahgunaan dana yang di lakukan perusahaan dari fintech lending tersebut. Maka dari itu kita harus jeli untuk memilih perusahaan P2P lending ini. Jangan sampai perusahaan fintech lending yang ingin kita beri investasi memiliki kredibilitas buruk dan tidak pandai mengelola keuangan.
Usahakan juga bahwa fintech lending tersebut terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika hal tersebut tidak kita perhatikan bisa saja modal yang kita tanamkan ludes karena bangkrut atau pun di bawa kabur oleh pemilik perusahaan tersebut yang tidak bertanggung jawab.
3. Bisa Investasi Dengan Modal Kecil
Dengan mengetahui risiko tersebut mestinya kita sudah bisa berhati-hati dalam melakukan investasi. Maka ketika ingin memulai sebuah investasi harusnya cukup di awali dengan modal kecil terlebih dahulu. Jangan sampai kita tergiur dengan keuntungan besar dan langsung memulai investasi dengan jumlah besar.
Perlu di ketahui investasi di P2P lending, bisa hanya mulai dengan modal Rp. 100 Ribu. Kemudian saat kita sudah mengetahui cara kerjanya, serta mampu mengelola segala risikonya dan memahami segala keuntunganya. Barulah kita bisa lakukan dengan menambahkan modal jika di perlukan agar keuntungan yang di dapatkan semakin besar.
4. Cermati Angka Kredit Macet Dalam Memahami Investasi P2P Lending
Kemudian yang perlu kita perhatikan dan cermati juga adalah seberapa besar angka kredit macet dari perusahaan P2P Lending tersebut. Karena semakin kecil angkanya itu menandakan semakin baik performanya. Dari sini juga kita bisa mengamati bagaimana kredibilitas dari perusahaan fintech lending tersebut.
Apakah memang mereka perusahaan yang ketat dalam proses menyeleksi para peminjam atau tidak. Karena tentunya kita sebagai investor menginginkan uang yang kita investasikan di berikan kepada peminjam yang di siplin dan memiliki komitmen yang tinggi dalam mengembalikan dana pinjaman.
Jangan sampai di berikan kepada peminjam yang tidak layak, namun tetap di berikan atau di loloskan pengajuannya. Itulah sebabnya kita harus Memahami Investasi P2P Lending ini.
5. Bisa Memilih Sendiri Peminjamnya
Biasanya perusahaan fintech P2P Lending akan mengirimkan profil calon peminjam yang akan melakukan pinjaman dana kepada kita. Dengan begitu, kita bisa bebas memilih peminjam yang akan kita berikan dana pinjaman dengan mempertimbangkan berbagai hal.
Kitapun bisa memilih lebih dari satu peminjam, inipun akan membuat investasi yang kita lakukan lebih aman. Karena ketika salah satu peminjam mengalami kredit macet, maka kita tetap akan mendapatkan keuntungan dari peminjam lainnya.
6. Sesuka Hati Menentukan Tenornya
Selain Imbalan, keuntungan lainnya yang bisa di dapatkan dari investasi P2P Lending adalah kita memiliki keleluasaan untuk memilih tenor atau jangka waktunya. Misalkan bisa dalam waktu enam bulan, satu tahun, maupun dua tahun, ini bisa di tentukan oleh kita.
Misalkan mau pengembalian dana lebih cepat atau lama sehingga dapat memperoleh keuntungan yang lebih maksimal. Dengan tenor yang bisa kita tentukan sendiri, akan membantu kita dalam menyusun rencana investasi selanjutnya.
7. Uang Investasi Tidak Bisa Ditarik Sesuka Hati
Pada sistem investasi Fintech lending kita sebagai pemberi pinjaman (lender) tidak bisa menarik atau mengambil dana di tengah jalan. Yang berarti kita hanya bisa menarik dana pada saat setelah masa investasi selesai. Dan dalam hal ini perusahaan fintech lending mempunyai aturannya masing-masing dalam hal pencairan dana.
Namun pada Umumnya tenor pendanaan atau investasi yang di tawarkan cukup beragam, ada yang tiga bulan, enam bulan, satu tahun, bahkan bisa lebih.
Baca Juga: Ingin Mengajukan Pinjaman Online? Wajib Baca ini
8. Perlindungan Dana
Dalam Investasi P2P Lending tidak ada jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Namun beberapa perusahaan mungkin memberikan dana proteksi untuk para investor meskipun memang tidak semuanya.
Karena pada prinsipnya dana ini akan menjadi dana cadangan atau pengganti bagi para investor jika sewaktu-waktu para peminjam tidak melakukan pembayaran tepat pada waktunya.
Kemudian Dana ini pun bisa menjadi dana pengganti modal investor bila benar-benar terjadi kredit macet atau uang tidak di kembalikan oleh para peminjam. Itulah pentingnya kita harus Memahami Investasi P2P Lending ini.